BANYUWANGI – Dinilai arogan, Kepala SMKN Wongsorejo Banyuwangi, Tofik Santoso, dinilai tak layak memimpin sekolah. Tofik Santoso dianggap tidak memiliki perilaku yang baik sebagai pemimpin yang pantas dijadikan teladan bagi guru-guru di sekolah. Bahkan, diera kepemimpinannya tidak ada lagi transparansi dalam penggunaan keuangan Bantuan Operasional Siswa (BOS) maupun penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang Pendidikan.
Apalagi sikap Tofik Santoso, yang arogan tersebut membuat Komite Sekolah dan Guru pengajar tidak nyaman dengan kepemimpinannya di SKMN Wongsorejo. Berbekal pengaduan masyarakat tersebut, LSM Teropong mencoba untuk meminta klarifikasi kepada Kepala SMKN Wongsorejo, Tofik Santoso.
Tetapi kedatangan LSM Teropong untuk meminta klarifikasi terkait penggunaan dana BOS dan DAK bidang pendidikan, disambut dingin oleh Tofik Santoso. “Klarifikasi akan saya berikan secara tertulis via WA atau email, sesuai alamat dan nomor WA di surat”, jawab Tofik Santoso singkat.
Tofik Santoso juga menegaskan, “tidak ada orang yang bersih, semua orang memiliki kesalahan, tidak ada yang sempurna”.
Ketua LSM Teropong, H. Nawiryanto Winarno, SE., selanjutnya meminta klarifikasi kepada beberapa wali murid SMKN Wongsorejo tentang biaya-biaya yang dibebankan kepada Wali Murid. “Anak saya sering kali dimintai iuran untuk kegiatan ektrakulikuler, rasanya saya nggak kuat menanggung biaya iuran yang sering kali diminta oleh pihak sekolah,” kata salah wali murid, ketika dikonfirmasi Teropong Timur News kemarin (21/11).
Bukan itu saja, kepala SMKN Wongsorejo juga dituding sering tertutup dan tidak transparan dalam pengelolaan dana BOS maupun DAK bidang Pendidikan. Komite Sekolah hanya dimintai tandatangan, setelah itu tidak tahu menahu penggunaan dana untuk kegiatan sekolah maupun pembangunan fisik.
“Kami Komite, guru dan wali murid SMKN Wongsorejo, meminta tolong kepada LSM Teropong untuk mengajukan surat kepada Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, agar mengevaluasi kepemimpinan Tofik Santoso di SMKN Wongsorejo, atau jika dimungkinkan untuk dapat diganti dengan yang lebih baik, lebih humanis, dan transparan dalam pengelolaan dana BOS maupun DAK bidang Pendidikan”, pinta beberapa pihak yang ditemui LSM Teropong.
Teropong Timur News juga menemui salah seorang guru/staf SMKN Wongsorejo, yang meminta namanya tidak dikorankan, membenarkan sikap arogansi Tofik Santoso dalam memimpin sekolah.
“Selama kepemimpinan Tofik Santoso, memang terkesan arogan dan tertutup. Tidak ada lagi tansparansi penggunaan dana BOS. Bahkan dalam pelaksanaan pembangunan fisik yang didanai dari dana DAK Pendidikan, Tofik Santoso malah menunjuk bendahara dari internalnya, ini jelas pelanggaran,” singkatnya.