Situbondo, www.mediateropongtimur. co.id.
Nama Gunung Sampan di Situbondo yang sekarang terkenal dengan nama RT.30, telah lama dikenal dengan reputasi ganda: di satu sisi, stigma sebagai eks lokalisasi namun di sisi lain, komunitas di sekitarnya juga menunjukkan sisi kepedulian sosial yang mengejutkan, terutama dalam bidang pendidikan bagi anak-anak terlantar.
Citra Gunung Sampan diduga sebagai eks lokalisasi sudah menjadi rahasia umum di kalangan masyarakat lokal. Aktivitas ini, meskipun disinyalir ilegal, di duga masih berlangsung secara sembunyi-sembunyi, menarik perhatian dari berbagai kalangan. Namun, di balik bayang-bayang kontroversi ini, ada inisiatif-inisiatif mulia yang sering luput dari perhatian publik.
Salah satu inisiatif tersebut adalah upaya membantu anak-anak terlantar untuk mendapatkan akses pendidikan yang layak. Melalui donasi dan penggalangan dana dari berbagai pihak, termasuk mungkin dari individu-individu yang terkait secara tidak langsung dengan aktivitas di Gunung Sampan, salah satu anak terlantar telah mendapatkan bantuan untuk membeli kebutuhan sekolah. Bantuan ini mencakup seragam, buku, alat tulis, hingga biaya akomodasi selama mereka menempuh pendidikan.
"Kami tahu ada sisi gelap di sini, tapi kami juga percaya bahwa setiap anak berhak mendapatkan masa depan yang lebih baik," ujar Ketua RT setempat .
"Bantuan ini adalah bentuk kepedulian kami, agar anak-anak ini tidak terjerumus pada jalan yang salah. "sambungnya
Fenomena ini menciptakan sebuah paradoks menarik di Gunung Sampan. Di satu sisi, ia merefleksikan permasalahan sosial yang kompleks, sementara di sisi lain, ia juga menunjukkan bahwa di tengah realitas yang kelam, masih ada secercah harapan dan kepedulian terhadap generasi muda.
Upaya membantu pendidikan anak-anak terlantar ini menjadi bukti bahwa komunitas, di luar citra yang melekat, memiliki keinginan kuat untuk berkontribusi positif bagi masa depan bangsa.
Pewarta : Wahyu & tim