kode kode panjang URL GAMBAR

Perkataan Bupati Situbondo di Tik Tok Terkait Oknum LSM dan Wartawan Menuai Sorotan dan Kritik

Media Teropong Timur
Oleh -


Situbondo,www.mediateripongtimur.co.id

Bupati Situbondo, Yusuf Rio Prayogo atau yang akrab disapa Mas Rio, kembali menjadi sorotan publik menyusul unggahan video di akun TikTok pribadinya (@masrio.bupatiku1) yang memuat pernyataan kontroversial mengenai "oknum" Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan praktik kerja wartawan. Video tersebut, yang menampilkan Mas Rio tengah menyampaikan pidato, telah memicu polemik dan reaksi beragam dari berbagai kalangan, terutama pegiat LSM dan jurnalis.

Dalam cuplikan video yang beredar luas, Bupati Rio menceritakan pengalamannya didatangi oleh seorang kepala desa yang marah dan berniat "menghajar" salah satu LSM "paling senior" di Situbondo. Ia mengutip niat oknum tersebut untuk "memotong jarinya", meskipun kemudian menegaskan bahwa niat tersebut tidak terlaksana.

Lebih lanjut, Bupati Rio juga melontarkan kritik keras terhadap praktik oknum aktivis yang disebutnya "lapar", "tidak mau kerja", dan "maunya duduk main HP, bikin berita di koran, korannya sendiri". Ia menyiratkan bahwa oknum-oknum tersebut hanya mencari keuntungan pribadi dan tidak didasari niat untuk perbaikan.

Pernyataan ini sontak menimbulkan reaksi beragam. Sejumlah pihak menilai bahwa meskipun Bupati Rio secara spesifik menyebut "oknum", penggunaan diksi dan generalisasi terhadap "LSM" dan "wartawan" dalam konteks negatif dapat merusak citra dan kredibilitas profesi-profesi tersebut secara keseluruhan.

Kalangan LSM dan wartawan di Situbondo dikabarkan merasa keberatan dengan narasi yang dibangun oleh Bupati Rio, menganggapnya merendahkan peran mereka sebagai pilar demokrasi dalam mengawasi jalannya pemerintahan.

"Kami menyayangkan pernyataan Bapak Bupati yang terkesan menggeneralisir. Tidak semua LSM dan wartawan bekerja dengan motif seperti itu. Banyak dari kami yang tulus mengawal kebijakan dan menyuarakan aspirasi masyarakat," ujar salah satu perwakilan LSM Fajar.

Aktivis LSM Teropong Wahyudi, sekjen Dewan Pimpinan Pusat se-Indonesia memberikan keterangan, "kalau pribadi saya simple, tik tok yang diunggah oleh mas Bupati Situbondo mas Rio menyinggung kami yang keseharian menjadi aktivis, jurnalis, harapan saya mas Bupati Situbondo memberikan klarifikasi maksud dan tujuan tik tok tersebut mengarah kepada semua LSM dan Media se-Situbondo atau kepada siapa ? jujur saya pendukung mas Rio dalam Pilkada, kami militan mempublikasikan terkait kampanye-kampanye dalam Pilkada kabupaten Situbondo, kami selaku mitra, corong informasi dan edukasi, kontrol sosial, pemberdayaan SDM berharap agar mas Bupati Situbondo mas Rio lebih mengedepankan berstetmen yang tidak menyinggung semua pihak, kami akan selalu mendukung segala kebijakan Pemerintahan kabupaten Situbondo selagi untuk kepentingan masyarakat Situbondo".

Sementara itu, beberapa pihak lain mencoba memahami konteks pernyataan Bupati Rio sebagai bentuk kejengkelan terhadap praktik oknum yang memang merugikan. Namun, mereka tetap menyarankan agar pejabat publik lebih berhati-hati dalam menyampaikan kritik, terutama di ranah media sosial yang mudah menimbulkan salah tafsir.

Hingga berita ini ditulis, belum ada klarifikasi resmi atau permohonan maaf dari Bupati Situbondo terkait polemik yang ditimbulkan oleh videonya. Namun, insiden ini menambah daftar panjang kasus "mulutmu harimaumu" di kalangan pejabat publik, mengingatkan akan pentingnya komunikasi yang bijak dan bertanggung jawab di era digital. Publik menunggu langkah Bupati Rio selanjutnya untuk meredakan ketegangan yang muncul akibat pernyataannya tersebut.

Pewarta : tim Teropong Timur news