Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam sistem penanggalan Qamariyah (penanggalan Islam), oleh karena itu satu Muharram merupakan awal tahun baru Hijriyah yang juga dikenal sebagai bulan Syuro/Asyuro yang berbagai macam tradisi / ritual yang dilakukan masyarakat seperti tirakat, tahlilan ke makam leluhur, larung sembonyo, ruwatan dan selamatan, yang bertujuan ungkapan rasa syukur yang paling dalam kepada sang pencipta agar diampuni dari semua kesalahan dan disempurnakan kembali sejatinya ruh oleh alloh swt
Seperti yang dilakukan keluarga besar bapak Agus Sucipto atau dikenal dengan julukan Mah Cipto Purwo kini pada malam satu Asyuro tahun JE tepatnya di malam Selasa pahing melakukan syukuran dan Do'a bersama dirumah kediaman-ya Dusun Pringsejuta Desa Kaliputih Kecamatan Genteng, yang merupakan waktu yang tepat untuk bisa berkumpul bersama dengan keluarga dan kerabat keluarga untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan diantara umat mislim
Dalam tausiyahnya beliau ( Mbah Cipto purwo) menyampaikan, apapun bentuknya yang dilakukan berbagai macam tradidsi dibulan Assyuro ini, sumuanya bertujuan baik, demi untuk mewujudkan bentuk rasa syukur kepada sang pencipta dan mengambil contoh dari kebaikan yang pernah ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para nabi terdahulu. Dengan demikian. Bulan Asyuro sebagai bulan yang mengambil hikmah dari peristiwa bersejarah yang telah terjadi dalam menerapkan nilai-nilai kebaikan dan kedamaian dalam kehidupan sehari-hari.
Lanjut dikatakan mbah Cipto purwo, 1 Suro" adalah istilah dalam budaya Jawa yang merujuk pada tanggal 1 Muharram dalam penanggalan Hijriyah, yaitu kalender Islam. Istilah ini sering dikaitkan dengan tradisi dan kepercayaan yang berhubungan dengan spiritualitas dan kesakralan yang penuh dengan energi
Dirilis mediateropongtimurnews
Editor: Buwang Arifin