Uang Tebusan Rp250 Ribu per Karung Dibayar di Awal, Namun Pupuk Tak Kunjung Didistribusikan
———————————————————
SITUBONDO – Sejumlah petani di Desa Peleyan, Kecamatan Kapongan, Situbondo melaporkan dugaan penyelewengan pupuk bersubsidi oleh pemilik kios setempat berinisial AS. Keluhan utama petani adalah pemilik kios meminta uang tebusan pupuk sebelum distribusi, namun hingga satu bulan lebih, pupuk tak kunjung diberikan.
- Fakta Investigasi
1. Modus Operandi:
- Pemilik kios (AS) meminta uang tebusan Rp250.000 per karung sejak awal.
- Uang tersebut diklaim digunakan untuk keperluan pribadi AS.
- Janji palsu: Pupuk yang seharusnya segera didistribusikan tak kunjung sampai.
2. Keterangan Pemilik Kios (AS):
"Saya memang minta uang duluan. Uang dari petani saya pakai sendiri."
3. Dampak pada Petani:
- Gangguan musim tanam karena ketiadaan pupuk bersubsidi.
- Kerugian finansial akibat uang sudah dibayarkan tetapi tidak ada kepastian.
- Tindak Lanjut
- Pelaporan ke Dinas Pertanian: Petani akan melaporkan AS ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Situbondo untuk diberi teguran dan sanksi.
- Permintaan Audit: Investigasi lebih lanjut terhadap seluruh kios pupuk bersubsidi di Kapongan.
- Respons Dinas Pertanian (Menunggu Konfirmasi)
Jika terbukti melanggar, sanksi tegas akan diberikan, mulai dari pencabutan izin hingga pelaporan ke kepolisian.
———————————————————
Poin-Poin Kritis:
✔ Pelanggaran Aturan: Pupuk bersubsidi seharusnya tanpa pungutan di awal.
✔ Potensi Kerugian Petani: Harga normal pupuk subsidi jauh di bawah Rp250.000/karung.
✔ Dugaan Penyalahgunaan: Uang petani dipakai untuk keperluan pribadi pemilik kios.
Saran untuk Petani:
1. Laporkan segera ke Dinas Pertanian setempat.
2. Kumpulkan bukti (kwitansi, rekaman percakapan).
3. Pantau distribusi melalui sistem resmi pemerintah.
Pewarta: Wahyu
Media Teropong Timur News
www.mediateropongtimur.co.id
———————————————————
