kode kode panjang URL GAMBAR

Petani Rejo Agung Menangis Krisis Air, Akibat PT. Bumi Kironggo Joyo Mengambil Air Irigasi

Media Teropong Timur
Oleh -
0
Saluran air irigasi yang diduga disalurkan ke area PT. Bumi Kironggo Joyo secara sepihak.

BONDOWOSO - Warga Desa Rejo Agung Kecamatan Sumber Wringin Bondowoso, menangis karena terjasi krisis air irigasi sawah. Hal tersebut akibat dari perusahaan peternakan PT. Bumi Kironggo Joyo telah mengambil air irigasi untuk kepentingan bisnisnya. Hal tersebut mengakibatkan debit air irigasi mengecil dan tidak dapat mencukipi kebutuhan air petani.

Tokoh masyarakat setempat, diwakili oleh Rahmad, Budi krisdiansyah, Anwar ganiyullah, sugianto, Juhaeri dan Qurthuby, mengatakan, jika dirinya baru mengetahui bahwa perusahaan tersebut mengambil air irigasi warga dan dijadikan untuk kepentingan bisnis perusahaan mereka.

"Saat ini sawah-sawah sering kekeringan, petani menangis karena kekurangan air irigasi. Saya tahunya, lokasi sumber air sumber air irigasi tersebut milik kehutanan. Tetapi PT. Bumi Kironggo Joyo mengambil air irigasi tanpa memikirkan dampaknya kepada petani," kata Budi Krisdiansyah kepada wartawan, Jumat (17/5/2024).

Ia menjelaskan, bahwa sejak perusahaan tersebut mulai beroperasi pada tahun 2024 ini. PT. Bumi Kironggo Joyo tersebut semena-mena mengekploitasi mengambil air yang sudah menjadi hak petani dengan cara membuat saluran, memasukan aliran air irigasi area milik perusahaan.

Selama ini, warga sudah berupaya dengan melayangkan surat kepada Kepala Desa, Pihak Kecamatan, Pemkab Bondowoso dan DPRD, tetapi sepertinya pengaduan masyarakat diabaikan atau pemerintah tidak bisa berbuat banyak dengan dalih menarik investor dan swasta, tetapi tanpa memikirkan nasip petani.

Ketua LSM Teropong, H. Nawiryanto Winarno, SE., mendapatkan pengaduan dari warga Desa Rejo Agung terkait penggunaan air irigasi untuk kepentingan bisnis PT. Bumi Kironggo Joyo, dan langsung turun lapangan untuk investigasi.
Dari hasil investigasi didapat, air irigasi tersebut digunakan oleh PT. Bumi Kironggo Joyo untuk operasional peternakan sapi perah yang disinyalir mencapai lebih dari 2.000 ekor. Sesuai data Jurnal Teknik Pengairan, pada umumnya, satu ekor sapi perah membutuhkan air bersih sekitar 200 liter/hari. 50 liter air untuk kebutuhan minum sapi, sisanya untuk membersihkan kandang dan memandikan sapi. Sehingga dalam 1 hari PT. Kironggo Joyo tidak kurang dari 400.000 liter air (400 Meter kubik), yang diambil dari saluran air irigasi.

H. Nawiryanto Winarno, meminta agar Pemerintah Kabupaten Bondowoso meninjau kembali izin operasional perusahaan tersebut.

“Warga menangis dan merasa dirugikan karena pengambilan air irigasi tersebut menyebabkan sawah desa Rejo Agung terancam kekeringan dan merugikan petani. Dan melihat kondisi pipa air milik PT. Bumi Kironggo Joyo dilapangan, patut didiga pengambilan air irigasi tersebut tanpa izin pihak yang berwenang.

"Makanya kami mohon Pemkab Bondowoso dapat meninjau kembali izin operasionalnya, turun ke lapangan, cek luas lahan petani yang kekurangan air akibat pengambilan air irigasi untuk kepentingan bisnis. Pemberian izin penggunaan air pertanian berpedoman pada UU No. 7 tahun 2004 dan PP No. 60 tahun 2006," ujar Nawiryanto Winarno. (Tim)

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)